Seringkali bentuk tubuh menjadikan gunjingan kaum Hawa di dalam realita hidup ini. Kita tak pernah sadar, potensi yang ada dalam diri kita, yang dipikirkan luaran atau chasing saja. Cantik, putih, mulus, pokoknya sempurna aja katanya… Terkadang semua itu menimbulkan rasa tinggi hati atau kesombongan pada si Empunya tubuh gemulai itu. Tak jarang juga menjadi suatu bahan kebanggaan sang kekasih,”wah doiku cantik lho.” Geeerrr gregetan jadinya, loh tapi semua itu kan manusiawi!!! Artis cantik, peragawati yang melenggak-lenggok dengan baju yang minim saja banyak yang ngefans. Trus jadi trendsetter mode pula, dari sepatu, baju, apa saja yang dipakai banyak ragamnya, bagus-bagus sekali.
Lalu bagaimana dengan yang gembrot? Gendut? Gemuk? Atau ukuran-ukuran besar? Bagaimana nasib mereka??? Duh kalau dipikir kasihan juga. Banyak iklan di tivi yang diperuntukkan khusus yang ukuran tubuhnya langsing. Apa tidak ada iklan yang diperuntukkan untuk orang gemuk? Apa tidak ada model-model peragawati yang khusus untuk yang over weight?? Lagi-lagi kasihan deh kita yang kebanyakan daging dan kelebihan berat, rata-rata hanya bisa pasrah dan kebanyakan minder, tak percaya diri. Dampaknya???
Saking tak percaya dirinya, sampai-sampai dia rela diet, merogoh kocek yang lumayan besar demi merubah penampilan, minum obat supaya kurus, beli peralatan olahraga yang tak murah harganya, oups…ada yang sampai kehilangan nyawa karena sedot lemak. Itu masih dibilang lumrah, wajar-wajar saja katanya lagi. Duh!! Tapi itu kan buat yang punya uang lebih atau ekstra. Lalu??? Bagaimana yang sudah gemuk, tongpes alias tak berduit, susah pula hidupnya? Gmana tuh? Kayaknya ada banyak tanda tanya di dalam cerita ini ya? (Si penulis mengernyitkan dahi).
Coba sekali-kali ada sinetron khusus orang-orang gemuk saja, coba yang berlenggak-lenggok di atas catwalk ada yang khusus orang gemuk juga, coba ada model yang gemuk juga, coba, coba, coobbbaaaa kata si gemuk kebanyakan dalam hati. Yah paling tidak support buat yang nggak PD. Support buat yang banyak kekurangannya. (Si penulis yang merasa badannya melar jadi senyum-senyum sendiri, pasti kalian bisa membayangkan apa yang ada dipikirannya).
Masih contoh di masyarakat kita, si A habis melahirkan tapi perutnya tetap langsing karena perawatan luar dalam, ya jamu, ya perhatian suami, perhatian keluarga. Lalu si B yang habis melahirkan juga, padahal anaknya baru 1, tapi badan melar, perut menggelambir, tak dapat perhatian suami atau keluarga, berjuang sendiri demi hidupnya dan anaknya. Pastilah jelas beda.
Lalu apa yang akan diangkat oleh penulis mengenai,”gemuk bukan berarti tak sedap dipandang.” Wah, susah juga ya bila kita berhadapan dengan orang yang selalu berpikiran picik. Bukan masalah teori atau praktek. Tapi bagaimana cara kita menjalani hidup ini dengan segala amanah yang diberikan kepada kita? Coba deh renungkan sesaat, bagaimana caranya menikmati hidup ini dengan tubuh gembrot, gendut, gemuk. Janganlah menjadi perempuan yang khufur nikmat. Mau tau bagaimana menjadi psikolog untuk diri sendiri? Tak perlu terapi khusus atau konsultasi dokter segala.
Ingat sabda Nabi kita Muhammad SAW,”dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” Sadari saat anda bercermin, pandangi sejenak wajah anda, bicaralah dalam hati,”sudahkah aku menjadi wanita beriman?.” Anda bisa sadari siapa diri anda, dan ingatlah selalu Sang Pencipta, Sang Pemberi Rahmat, kemudian tersenyumlah sendiri pada cermin anda.
Lho koq mesti tersenyum sih? Genit dong!! Tidak ada hubungannya senyum dengan genit. Justru dengan kita melatih senyum saat bercermin, akan menimbulkan aura tersendiri di wajah kita, terkadang tanpa kita senyumpun, bila kita memang rajin olahraga bibir ditarik kanan tarik kiri alias senyum, pastilah guratan senyum akan timbul secara otomatis. Itu menambah nilai plus buat wanita, tak peduli itu kurus atau gemuk.
Ingatlah,”kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan yang memancar dari dalam tubuh (inner beauty).” Kecantikan dari dalam inilah yang sering memunculkan kekaguman dan dapat meningkatkan derajat wanita. Bahkan, tanpa adanya pernak-pernik kecantikan, dengan hanya kecantikan dari dalam inilah wanita akan tampak begitu istimewa, sekalipun tubuhnya kelebihan berat badan.
Kita harus bisa menempatkan rasa malu pada tempatnya, jangan malu karena tubuh kita yang serba besar, hendaknya kita harus tampil dan membuktikan kemampuan kita, percaya dirilah, kita tak boleh malu apalagi malu-maluin.
Sebagai wanita yang bertubuh gemuk haruslah menyadari, untuk menjaga sikap, menjaga sopan-santun, menjaga tutur katanya agar senantiasa lembut, ramah, murah senyum (bukan berarti senyum-senyum sendiri, nanti disangka gila lagi), pintar dan luas wawasan, pandai bergaul, membuat nyaman teman dan sebagainya. Sudahkah anda melakukan semua yang di atas??? Cobalah renungkan sejenak, kemudian lakukan semuanya, karena itu merupakan ibadah kita sebagai wanita yang pandai menempatkan diri, apapun adanya, yakinlah… Kita si gemuk pastilah akan menjadi sedap dipandang, dan bukan hanya itu, tipsnya, jadilah orang yang selalu dirindukan dan bukan menyebalkan. (AN).
Lalu bagaimana dengan yang gembrot? Gendut? Gemuk? Atau ukuran-ukuran besar? Bagaimana nasib mereka??? Duh kalau dipikir kasihan juga. Banyak iklan di tivi yang diperuntukkan khusus yang ukuran tubuhnya langsing. Apa tidak ada iklan yang diperuntukkan untuk orang gemuk? Apa tidak ada model-model peragawati yang khusus untuk yang over weight?? Lagi-lagi kasihan deh kita yang kebanyakan daging dan kelebihan berat, rata-rata hanya bisa pasrah dan kebanyakan minder, tak percaya diri. Dampaknya???
Ilustrasi/Admin (shutterstock)
Coba sekali-kali ada sinetron khusus orang-orang gemuk saja, coba yang berlenggak-lenggok di atas catwalk ada yang khusus orang gemuk juga, coba ada model yang gemuk juga, coba, coba, coobbbaaaa kata si gemuk kebanyakan dalam hati. Yah paling tidak support buat yang nggak PD. Support buat yang banyak kekurangannya. (Si penulis yang merasa badannya melar jadi senyum-senyum sendiri, pasti kalian bisa membayangkan apa yang ada dipikirannya).
Masih contoh di masyarakat kita, si A habis melahirkan tapi perutnya tetap langsing karena perawatan luar dalam, ya jamu, ya perhatian suami, perhatian keluarga. Lalu si B yang habis melahirkan juga, padahal anaknya baru 1, tapi badan melar, perut menggelambir, tak dapat perhatian suami atau keluarga, berjuang sendiri demi hidupnya dan anaknya. Pastilah jelas beda.
Lalu apa yang akan diangkat oleh penulis mengenai,”gemuk bukan berarti tak sedap dipandang.” Wah, susah juga ya bila kita berhadapan dengan orang yang selalu berpikiran picik. Bukan masalah teori atau praktek. Tapi bagaimana cara kita menjalani hidup ini dengan segala amanah yang diberikan kepada kita? Coba deh renungkan sesaat, bagaimana caranya menikmati hidup ini dengan tubuh gembrot, gendut, gemuk. Janganlah menjadi perempuan yang khufur nikmat. Mau tau bagaimana menjadi psikolog untuk diri sendiri? Tak perlu terapi khusus atau konsultasi dokter segala.
Ingat sabda Nabi kita Muhammad SAW,”dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” Sadari saat anda bercermin, pandangi sejenak wajah anda, bicaralah dalam hati,”sudahkah aku menjadi wanita beriman?.” Anda bisa sadari siapa diri anda, dan ingatlah selalu Sang Pencipta, Sang Pemberi Rahmat, kemudian tersenyumlah sendiri pada cermin anda.
Lho koq mesti tersenyum sih? Genit dong!! Tidak ada hubungannya senyum dengan genit. Justru dengan kita melatih senyum saat bercermin, akan menimbulkan aura tersendiri di wajah kita, terkadang tanpa kita senyumpun, bila kita memang rajin olahraga bibir ditarik kanan tarik kiri alias senyum, pastilah guratan senyum akan timbul secara otomatis. Itu menambah nilai plus buat wanita, tak peduli itu kurus atau gemuk.
Ingatlah,”kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan yang memancar dari dalam tubuh (inner beauty).” Kecantikan dari dalam inilah yang sering memunculkan kekaguman dan dapat meningkatkan derajat wanita. Bahkan, tanpa adanya pernak-pernik kecantikan, dengan hanya kecantikan dari dalam inilah wanita akan tampak begitu istimewa, sekalipun tubuhnya kelebihan berat badan.
Kita harus bisa menempatkan rasa malu pada tempatnya, jangan malu karena tubuh kita yang serba besar, hendaknya kita harus tampil dan membuktikan kemampuan kita, percaya dirilah, kita tak boleh malu apalagi malu-maluin.
Sebagai wanita yang bertubuh gemuk haruslah menyadari, untuk menjaga sikap, menjaga sopan-santun, menjaga tutur katanya agar senantiasa lembut, ramah, murah senyum (bukan berarti senyum-senyum sendiri, nanti disangka gila lagi), pintar dan luas wawasan, pandai bergaul, membuat nyaman teman dan sebagainya. Sudahkah anda melakukan semua yang di atas??? Cobalah renungkan sejenak, kemudian lakukan semuanya, karena itu merupakan ibadah kita sebagai wanita yang pandai menempatkan diri, apapun adanya, yakinlah… Kita si gemuk pastilah akan menjadi sedap dipandang, dan bukan hanya itu, tipsnya, jadilah orang yang selalu dirindukan dan bukan menyebalkan. (AN).
